Monday 14 January 2019

Resensiku; Strategi Pemberdayaan Masyarakat Nelayan

Judul: Strategi Hidup Masyarakat Nelayan
Penulis: Drs. Kusnadi dkk.
Penerbit: LKiS, Yogyakarta.
Cetakan: Pertama, Januari 2007
Tebal: xxiv-118 Halaman.
  
Kondisi desa-desa pesisir atau desa-desa nelayan secara umum berada dalam perkembangan yang sangat lamban. Masyarakat nelayan atau masyarakat pesisir, umumnya merupakan kelompok masyarakat yang relatif tertinggal, baik secara ekonomi, sosial (khususnya dalam hal pendidikan dan layanan kesehatan),dan kultural di banding dengan kelompok masyarakat lain. Karena kondisi desa yang demikian,dinamika sosial ekonomi pesisr juga terbatas dan masyarakat kurang memiliki kemampuan untuk mengelola sumberdaya alam yang dimilikinya.
Sebagian besar studi tentang masyarakat nelayan berfokus padaaspek sosial ekonomi. Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa masyarakat nelayan merupakan salah satu kelompok masyarakat yang intensif didera kemiskinan. Kemiskinan adalah faktor utama yang melemahkan kemampuan masyarakat dalam membangun wilayahnya dan meningkatkan kesejahteraan sosialnya. 
Rendahnya kualitas sumber daya manusia karena sebagian besar masyarakat pesisir hanya lulusan sekolah dasar, merupan hambatan potensial bagi masyarakat nelayan untuk mendorong dinamika pembangunan di wilayahnya. Karakteristik masyarakat pesisir di atas menjadi penghambat untuk mengembangkan kemampuan partisipasi mereka dalam pembangunan wilayah.
Seiring dengan belum berfungsinya atau belum adanya kelembagaan sosial masyarakat, maka upaya kolektif untuk mengelola potensi sumber daya wilayah juga menjadi terhambat. Hal ini berpengaruh besar terhadap lambannya arus perubahan sosial-ekonomi di kawasan pesisir sehingga dinamika pembangunan wilayah menjadi terhambat. Hal ini juga menimpa sebuah desa nelayan, yakni Desa Paseban, Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember.
Desa Paseban merupakan satu-satunya desa nelayan di Kecamatan Kencong yang memiliki potensi sumber daya alam yang besar. Di antaranya perikanan dan  pariwisata pantai. Potensi ini belum tergarap secara optimal, sedangkan masyarakat pesisir –khususnya masyarakat Paseban– memiliki keinginan untuk terus mengembangkan kegiatan sosial-ekonomi wilayah.   
Salah satu strategi yang ditempuh dalam upaya membangun masyarakat nelayan yang kondisinya seperti di atas dan agar potensi pembangunan masyarakat bisa dikelola dengan baik adalah dengan membangun dan memperkuat kelembagaan sosial yang dimiliki atau yang ada pada masyarakat dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia, dengan jalan meningkatkan wawasan pembangunan dan keterampilan ekonomi masyarakat. Dengan demikian, masyarakat diharapkan memiliki kemampuan optimal dalam membangun wilayahnya. Kegiatan pemberdayaan sosial-ekonomi sangat diperlukan agar warga masyarakat memiliki kemampuan dalam mengelola potensi sumberdaya ekonomi lokal secara optimal.
Drs. Kusnadi beserta rekan-rekannya adalah para aktivis pemberdayaan masyarakat pesisir yang terhimpun dalam Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pusat Studi Komunitas Pantai (PSKP) Jember. Drs. Kusnadi adalah seorang antropolog maritim yang memiliki keperdulian dan perhatian yang sangat besar terhadap masyarakat pesisir.
Buku  Strategi Hidup Masyarakat Nelayan adalah buku yang di angkat dari hasil studi yang dilakukan oleh Drs. Kusnadi beserta rekan-rekannya. Buku ini menuturkan bahwa di Desa Psisir di Paseban Kecamatan Kencong  Kabupaten Jember banyak terdapat sumber daya alam yang belum termanfaatkan secara optimal. Banyaknya sumber daya alam yang belum termanfaatkan ini di karenakan oleh rendahnya sumber daya manusia di daerah tersebut. Rendahnya sumber daya manusia di daerah tersebut karena masyarakat pesisir di Paseban relatif tertinggal, baik dalam segi pendidikan, ekonomi dan sosial. 
Karena melihat banyaknya sumber daya alam yang masih belum termanfaatkan secara optimal oleh masyarakat paseban, maka Drs. Kusnadi beserta reka-rekannya mengadakan kegiatan pemberdayaan masyarakat di Paseban. Kegiatan pemberdayaan masyarakat ini dirancang bangun sampai tiga tahap selama tiga tahun (2005-2007).
Tahap pertama kegiatan pemberdayaan masyarakat adalah dengan memfokuskan diri terhadap pembentukan kelembagaan/organisasi sosial ekonomi, termasuk pendirian Unit Simpan Pinjam (USP), dan peningkatan wawasan masyarakat pesisir tentang kewira usahaan dan optimalisasi peranan ekonomi Kelompok Usaha Bersama (KUB). Pada tahap kedua, kegiatan ini lebih memfokuskan terhadap penguatan kapasitas kelembagaan sosial. Dengan demikian, diharapkan kinerja organisasi sosial, wawasan pengurus organisasi, dan profesionalisme pengelolaan USP berjalan dengan baik dan berkualitas. Di samping itu, masyarakat juga diberikan pendidikan dan pelatihan keterampilan agar bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan produksi yang semakin baik. Sedangkan pada tahap ketiga, kegiatan ini  lebih memfokuskan terhadap hubungan sosial antar pengurus, sehingga tanggung jawab dan kerja sama antara pengurus dan anggota organisasi semakin solid.
Menurut Drs. Kusnadi, pengorganisasian masyarakat nelayan adalah suatu upaya  sadar, terencana, dan sistematis untuk menggali sumberdaya dan membangun kekuatan kolektif seluruh elemen masyarakat serta mengelola potensi kolektif sumberdaya tersebut untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mengatasi berbagai persoalan kemasyarakatan yang ada dalam rangka mencapai tujuan bersama, yakni kesejahteraan sosial, kemakmuran ekonomi, dan peningkatan kualitas kehidupan yang berbudaya secara berkelanjutan.
Lebuh lanjut, dalam karyanya yang berjudul Strategi Hidup Masyarakat Nelayan ini Drs. Kusnadi mengatakan bahwa untuk mencapai cita-cita kolektif di atas, dibutuhkan sarana untuk wadah pengorganisasian masyarakat nelayan yang disebut dengan organisasi sosial. Organisasi sosisal di bentuk dari, oleh, dan untuk masyarakat nelayan sendiri. Setiap desa nelayan cukup memiliki sebuah organisasi sosial yang eksistensinya bersifat representatif. Organisasi ini dapat berbadan hukum yayasan atau perkempulan  sesuai  kesepakatan seluruh masyarakat. Organisasi ini bersifat independen, nonpartisan terhadap partai politik, dan bukan underbow pemerintah. Karena kemampuan dan wawasan masyarakat nelayan terbatas, proses pembentukan organisasi sosial jika memungkinkan didampingi oleh individu-individu atau lembaga yang memiliki kepedulian terhadap pemberdayaan masyarakat pesisir.

0 Comments:

blogger templates | Make Money Online