Judul: Strategi
Hidup Masyarakat Nelayan
Penulis:
Drs. Kusnadi dkk.
Penerbit:
LKiS, Yogyakarta.
Cetakan:
Pertama, Januari 2007
Tebal: xxiv-118
Halaman.
Kondisi desa-desa pesisir atau desa-desa
nelayan secara umum berada dalam perkembangan yang sangat lamban. Masyarakat
nelayan atau masyarakat pesisir, umumnya merupakan kelompok masyarakat yang
relatif tertinggal, baik secara ekonomi, sosial (khususnya dalam hal pendidikan
dan layanan kesehatan),dan kultural di banding dengan kelompok masyarakat lain.
Karena kondisi desa yang demikian,dinamika sosial ekonomi pesisr juga terbatas
dan masyarakat kurang memiliki kemampuan untuk mengelola sumberdaya alam yang dimilikinya.
Sebagian besar studi tentang masyarakat
nelayan berfokus padaaspek sosial ekonomi. Hasil studi tersebut menunjukkan
bahwa masyarakat nelayan merupakan salah satu kelompok masyarakat yang intensif
didera kemiskinan. Kemiskinan adalah faktor utama yang melemahkan kemampuan
masyarakat dalam membangun wilayahnya dan meningkatkan kesejahteraan
sosialnya.
Rendahnya kualitas sumber daya manusia
karena sebagian besar masyarakat pesisir hanya lulusan sekolah dasar, merupan
hambatan potensial bagi masyarakat nelayan untuk mendorong dinamika pembangunan
di wilayahnya. Karakteristik masyarakat pesisir di atas menjadi penghambat
untuk mengembangkan kemampuan partisipasi mereka dalam pembangunan wilayah.
Seiring dengan belum berfungsinya atau
belum adanya kelembagaan sosial masyarakat, maka upaya kolektif untuk mengelola
potensi sumber daya wilayah juga menjadi terhambat. Hal ini berpengaruh besar
terhadap lambannya arus perubahan sosial-ekonomi di kawasan pesisir sehingga
dinamika pembangunan wilayah menjadi terhambat. Hal ini juga menimpa sebuah
desa nelayan, yakni Desa Paseban, Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember.
Desa Paseban merupakan satu-satunya desa
nelayan di Kecamatan Kencong yang memiliki potensi sumber daya alam yang besar.
Di antaranya perikanan dan pariwisata
pantai. Potensi ini belum tergarap secara optimal, sedangkan masyarakat pesisir
–khususnya masyarakat Paseban– memiliki keinginan untuk terus mengembangkan
kegiatan sosial-ekonomi wilayah.
Salah satu strategi yang ditempuh dalam
upaya membangun masyarakat nelayan yang kondisinya seperti di atas dan agar
potensi pembangunan masyarakat bisa dikelola dengan baik adalah dengan
membangun dan memperkuat kelembagaan sosial yang dimiliki atau yang ada pada
masyarakat dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia, dengan jalan
meningkatkan wawasan pembangunan dan keterampilan ekonomi masyarakat. Dengan
demikian, masyarakat diharapkan memiliki kemampuan optimal dalam membangun
wilayahnya. Kegiatan pemberdayaan sosial-ekonomi sangat diperlukan agar warga
masyarakat memiliki kemampuan dalam mengelola potensi sumberdaya ekonomi lokal
secara optimal.
Drs. Kusnadi beserta rekan-rekannya
adalah para aktivis pemberdayaan masyarakat pesisir yang terhimpun dalam
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pusat Studi Komunitas Pantai (PSKP) Jember.
Drs. Kusnadi adalah seorang antropolog maritim yang memiliki keperdulian dan
perhatian yang sangat besar terhadap masyarakat pesisir.
Buku
Strategi Hidup Masyarakat Nelayan adalah buku yang di angkat dari hasil
studi yang dilakukan oleh Drs. Kusnadi beserta rekan-rekannya. Buku ini
menuturkan bahwa di Desa Psisir di Paseban Kecamatan Kencong Kabupaten Jember banyak terdapat sumber daya
alam yang belum termanfaatkan secara optimal. Banyaknya sumber daya alam yang
belum termanfaatkan ini di karenakan oleh rendahnya sumber daya manusia di
daerah tersebut. Rendahnya sumber daya manusia di daerah tersebut karena
masyarakat pesisir di Paseban relatif tertinggal, baik dalam segi pendidikan,
ekonomi dan sosial.
Karena melihat banyaknya sumber daya
alam yang masih belum termanfaatkan secara optimal oleh masyarakat paseban,
maka Drs. Kusnadi beserta reka-rekannya mengadakan kegiatan pemberdayaan
masyarakat di Paseban. Kegiatan pemberdayaan masyarakat ini dirancang bangun
sampai tiga tahap selama tiga tahun (2005-2007).
Tahap pertama kegiatan pemberdayaan
masyarakat adalah dengan memfokuskan diri terhadap pembentukan
kelembagaan/organisasi sosial ekonomi, termasuk pendirian Unit Simpan Pinjam
(USP), dan peningkatan wawasan masyarakat pesisir tentang kewira usahaan dan
optimalisasi peranan ekonomi Kelompok Usaha Bersama (KUB). Pada tahap kedua,
kegiatan ini lebih memfokuskan terhadap penguatan kapasitas kelembagaan sosial.
Dengan demikian, diharapkan kinerja organisasi sosial, wawasan pengurus
organisasi, dan profesionalisme pengelolaan USP berjalan dengan baik dan
berkualitas. Di samping itu, masyarakat juga diberikan pendidikan dan pelatihan
keterampilan agar bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan produksi yang semakin
baik. Sedangkan pada tahap ketiga, kegiatan ini
lebih memfokuskan terhadap hubungan sosial antar pengurus, sehingga
tanggung jawab dan kerja sama antara pengurus dan anggota organisasi semakin
solid.
Menurut Drs. Kusnadi, pengorganisasian
masyarakat nelayan adalah suatu upaya
sadar, terencana, dan sistematis untuk menggali sumberdaya dan membangun
kekuatan kolektif seluruh elemen masyarakat serta mengelola potensi kolektif
sumberdaya tersebut untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mengatasi
berbagai persoalan kemasyarakatan yang ada dalam rangka mencapai tujuan
bersama, yakni kesejahteraan sosial, kemakmuran ekonomi, dan peningkatan
kualitas kehidupan yang berbudaya secara berkelanjutan.
Lebuh lanjut, dalam karyanya yang
berjudul Strategi Hidup Masyarakat Nelayan ini Drs. Kusnadi mengatakan
bahwa untuk mencapai cita-cita kolektif di atas, dibutuhkan sarana untuk wadah
pengorganisasian masyarakat nelayan yang disebut dengan organisasi sosial. Organisasi sosisal di bentuk dari, oleh, dan untuk masyarakat nelayan
sendiri. Setiap desa nelayan cukup memiliki sebuah organisasi sosial yang
eksistensinya bersifat representatif. Organisasi ini dapat berbadan hukum
yayasan atau perkempulan sesuai kesepakatan seluruh masyarakat. Organisasi
ini bersifat independen, nonpartisan terhadap partai politik, dan bukan
underbow pemerintah. Karena kemampuan dan wawasan masyarakat nelayan terbatas,
proses pembentukan organisasi sosial jika memungkinkan didampingi oleh
individu-individu atau lembaga yang memiliki kepedulian terhadap pemberdayaan
masyarakat pesisir.
0 Comments:
Post a Comment