Saturday 12 January 2019

Resensiku; Menemukan Kebahagiaan di Dalam Diri



Judul Buku: Kitab Kebahagiaan:
Rahasia Hidup Tenang dan Bahagia Setiap Hari
Pengarang: Mark Nepo
Penerbit: Gramedia, Jakarta
Cetakan: 1, 2015
Tebal: 419 Halaman
ISBN: 978-602-03-1273-6

Manusia memiliki kemampuan alamiah untuk bahagia sebab pada dasarnya kebahagiaan telah ada di dalam dirinya. Sebagai manusia, kita hanya perlu belajar untuk menemukan lalu membawanya dalam kehidupan. Sayangnya, tidak banyak orang yang menyadari kenyataan tersebut. Alih-alih belajar untuk menemukan kebahagiaan di dalam dirinya, orang-orang justru memforsir diri untuk bekerja, mengejar karier, mengumpulkan uang, serta membeli banyak barang agar dapat merasa bahagia.
Nyatanya, kesemua hal tersebut tidak memiliki sedikitpun kekuatan untuk menjadikan seseorang bahagia. Sebagai indikator, tidak jarang kita melihat tayangan berita di televisi seorang public figure harus berurusan dengan pihak berwenang karena memakai narkoba. Banyak dari mereka menggunakan obat-obatan terlarang tersebut karena stres (tidak bahagia). Padahal mereka memiliki popularitas dan secara ekonomi tergolong berlebih.
Buku ini lahir dari keinginan Mark Nepo untuk berbagi “cahaya kebahagiaan” bersama mereka yang haus akan rasa bahagia. Melalui tulisan-tulisannya, Nepo mengajak kita untuk kembali melihat sejenak kedalam diri masing-masing, sebab hal itu akan mengantarkan pada jalan untuk meraih kebahagiaan. Ia menegaskan bahwa kedamaian dan kebahagiaan sejatinya telah ada dalam diri manusia, terlelap, menunggu untuk dibangunkan kemudian dilepaskan.
Sebagai contoh, Nepo mengisahkan sebuah cerita tentang wanita yang menemukan spons kering dan terlipat kaku. Singkat cerita si perempuan membawa spons kering tersebut ke laut dan melangkah masuk ke dalam air. Perempuan itu tercengang ketika mendapati spons tiba-tiba merekah dan menemukan keajaiban di dalamnya. Ia melihat ada seekor ikan kecil terperangkap dalam lipatan spons, tertidur, tiba-tiba hidup, terbangun, dan berenang bebas menuju lautan (hlm. 5).
Dalam kisah tersebut, Mark Nepo menjadikan spons kering yang kaku dan ikan kecil di dalamnya sebagai perlambang dari manusia dan rasa bahagia. Seperti spons itu, seringkali hati kita kering dan berharap untuk menemukan mata air kebebasan. Jiwa dapat menemukan kedamaian dan kebahagiaannya, hanya ketika kita membiarkannya berenang, seperti si ikan kecil.
Namun demikian, Nepo juga menegaskan bahwa tidak jarang seseorang terperangkap dalam “penjara” yang dibuatnya sendiri. Perasaan takut akan kenyataan, takut terhadap perubahan, serta kecemasan, pada akhirnya mengantarkan seseorang dalam keterpurukan. Ingat! Rasa takut mendapatkan kekuatan dari penolakan kita untuk melihat baik pada ketakutan itu sendiri maupun pada apa yang kita takuti. Merasa cemas merupakan cara berjudi dengan apa yang mungkin terjadi atau tidak.
Wayne Muller berkata “semakin lapang dan besar sifat dasar alami kita, semakin penderitaan hidup akan lebih mudah ditanggung” (hlm. 16). Ibarat segenggam garam yang dimasukkan ke dalam segelas air, tentu rasa asin bahkan pahit yang kita kecap. Namun, apabila segenggam garam tadi dimasukkan ke danau, hanya rasa segar air membasuh kerongkongan yang kita dapati pada saat meminumnya. Berhentilah menjadi gelas, jadilah danau! Kata Mark Nepo. Besarnya rasa pahit yang dirasakan tergantung pada wadah tempat kita memasukkan penderitaan tersebut.
Dalam konteks sekarang, buku berjudul Kitab Kebahagiaan ini rasanya perlu untuk kita baca, terlebih pada era sekarang di mana orang-orang begitu haus akan kedamaian dan kebahagiaan. Tidak hanya itu, dalam buku ini Mark Nepo juga menyertakan latiahan-latihan praktis yang dapat pembaca lakukan, seperti meditasi dan pernapasan. Seperti halnya sebuah handbook, buku ini dapat menjadi pemandu bagi kita untuk menemukan kebahagiaan, lalu membangunkannya.

Tulisan ini pernah dimuat di media online Portal Satu pada 9 Mei 2016.

0 Comments:

blogger templates | Make Money Online