Judul Buku:
Kitab Kebahagiaan:
Rahasia Hidup Tenang dan Bahagia Setiap
Hari
Pengarang:
Mark Nepo
Penerbit:
Gramedia, Jakarta
Cetakan:
1, 2015
Tebal: 419 Halaman
ISBN:
978-602-03-1273-6
Manusia memiliki kemampuan alamiah untuk
bahagia sebab pada dasarnya kebahagiaan telah ada di dalam dirinya. Sebagai
manusia, kita hanya perlu belajar untuk menemukan lalu membawanya dalam
kehidupan. Sayangnya, tidak banyak orang yang menyadari kenyataan tersebut.
Alih-alih belajar untuk menemukan kebahagiaan di dalam dirinya, orang-orang
justru memforsir diri untuk bekerja, mengejar karier, mengumpulkan uang, serta membeli
banyak barang agar dapat merasa bahagia.
Nyatanya, kesemua hal tersebut tidak
memiliki sedikitpun kekuatan untuk menjadikan seseorang bahagia. Sebagai
indikator, tidak jarang kita melihat tayangan berita di televisi seorang public
figure harus berurusan dengan pihak berwenang karena memakai narkoba.
Banyak dari mereka menggunakan obat-obatan terlarang tersebut karena stres
(tidak bahagia). Padahal mereka memiliki popularitas dan secara ekonomi
tergolong berlebih.
Buku ini lahir dari keinginan Mark Nepo untuk
berbagi “cahaya kebahagiaan” bersama mereka yang haus akan rasa bahagia. Melalui
tulisan-tulisannya, Nepo mengajak kita untuk kembali melihat sejenak kedalam
diri masing-masing, sebab hal itu akan mengantarkan pada jalan untuk meraih
kebahagiaan. Ia menegaskan bahwa kedamaian dan kebahagiaan sejatinya telah ada
dalam diri manusia, terlelap, menunggu untuk dibangunkan kemudian dilepaskan.
Sebagai contoh, Nepo mengisahkan sebuah
cerita tentang wanita yang menemukan spons kering dan terlipat kaku. Singkat cerita
si perempuan membawa spons kering tersebut ke laut dan melangkah masuk ke dalam
air. Perempuan itu tercengang ketika mendapati spons tiba-tiba merekah dan
menemukan keajaiban di dalamnya. Ia melihat ada seekor ikan kecil terperangkap
dalam lipatan spons, tertidur, tiba-tiba hidup, terbangun, dan berenang bebas
menuju lautan (hlm. 5).
Dalam kisah tersebut, Mark Nepo
menjadikan spons kering yang kaku dan ikan kecil di dalamnya sebagai perlambang
dari manusia dan rasa bahagia. Seperti spons itu, seringkali hati kita kering
dan berharap untuk menemukan mata air kebebasan. Jiwa dapat menemukan kedamaian
dan kebahagiaannya, hanya ketika kita membiarkannya berenang, seperti si ikan
kecil.
Namun demikian, Nepo juga menegaskan
bahwa tidak jarang seseorang terperangkap dalam “penjara” yang dibuatnya
sendiri. Perasaan takut akan kenyataan, takut terhadap perubahan, serta
kecemasan, pada akhirnya mengantarkan seseorang dalam keterpurukan. Ingat! Rasa
takut mendapatkan kekuatan dari penolakan kita untuk melihat baik pada
ketakutan itu sendiri maupun pada apa yang kita takuti. Merasa cemas merupakan
cara berjudi dengan apa yang mungkin terjadi atau tidak.
Wayne Muller berkata “semakin lapang dan
besar sifat dasar alami kita, semakin penderitaan hidup akan lebih mudah
ditanggung” (hlm. 16). Ibarat segenggam garam yang dimasukkan ke dalam segelas
air, tentu rasa asin bahkan pahit yang kita kecap. Namun, apabila segenggam
garam tadi dimasukkan ke danau, hanya rasa segar air membasuh kerongkongan yang
kita dapati pada saat meminumnya. Berhentilah menjadi gelas, jadilah danau! Kata
Mark Nepo. Besarnya rasa pahit yang dirasakan tergantung pada wadah tempat kita
memasukkan penderitaan tersebut.
Dalam konteks sekarang, buku berjudul Kitab
Kebahagiaan ini rasanya perlu untuk kita baca, terlebih pada era sekarang
di mana orang-orang begitu haus akan kedamaian dan kebahagiaan. Tidak hanya
itu, dalam buku ini Mark Nepo juga menyertakan latiahan-latihan praktis yang
dapat pembaca lakukan, seperti meditasi dan pernapasan. Seperti halnya sebuah handbook,
buku ini dapat menjadi pemandu bagi kita untuk menemukan kebahagiaan, lalu
membangunkannya.
Tulisan ini pernah dimuat di media online Portal Satu pada 9 Mei 2016.
0 Comments:
Post a Comment