Judul Buku: Raising
Children In Digital Era
Pengarang: Elizabeth
T. Santosa M.Psi.
Penerbit: Elex Media
Komputindo, Jakarta
Cetakan: Pertama, 2015
Tebal: xxvi + 154
Halaman.
ISBN: 978-602-02-5922-2
Mendidik anak di era digital seperti
sekarang tentu menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi setiap orang tua. Terutama
pada zaman sekarang, aktivitas keseharian anak tidak bisa lepas dari pengaruh
media dan teknologi seperti internet, gadget, televisi, bahkan game
online. Padahal, perlu kita sadari bahwa kemajuan teknologi, seperti pisau
bermata dua, tidak hanya dapat memberikan dampak positif, melainkan juga pengaruh
negatif di saat yang bersamaan.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh
American Academy of Child and Adolescent Psychiatry, disebutkan bahwa
terdapat adanya relasi antara televisi dan kekerasan (hlm. 35). Pola relasi
tersebut muncul akibat tingginya intensitas anak dalam menyaksikan tayangan
yang memuat konten kekerasan maupun bullying, sedangkan apa yang
disaksikan oleh anak berpengaruh besar terhadap pembentukan citra diri anak.
Para ilmuan berpendapat, saraf-saraf otak berkembang
secara maksimum semenjak usia anak masih bayi hingga berusia 14 tahun. Karena
itu, semua informasi yang disediakan oleh media, gadget, maupun televisi
dapat diserap dan terekam dalam memori anak. Dalam konteks ini, jika tontonan
yang memuat konten kekerasan disaksikan dalam frekuensi yang cukup tinggi, maka
besar kemungkinan anak akan berperilaku sama dengan apa yang disaksikan di
televisi.
Menurut Elizabeth T. Santosa, psikolog yang
memiliki concern terhadap perkembangan anak sekaligus penulis buku ini, setiap
orang tua perlu memiliki pengetahuan mendalam terhadap pengaruh positif maupun
negatif yang dapat ditimbulkan oleh media dan teknologi (hlm. xxii). Dengan begitu,
orang tua dapat melakukan kontrol bahkan memaksimalkan penggunaan teknologi sebagai
sarana untuk membantu perkembangan anak. Sebagai contoh, orang tua dapat
memanfaatkan penggunaan internet sebagai penunjang materi belajar anak.
Internet, sebagaimana kita tahu, merupakan
salah satu bentuk trobosan terhebat dalam perkembangan teknologi yang dapat
membantu seseorang mengakses berbagai sumber informasi dalam hitungan detik.
Sebagai sumber data dan informasi, internet menyimpan berbagai jenis informasi
dalam jumlah yang tidak terbatas. Namun demikian, penggunaan internet yang
“bablas” tanpa adanya aturan main juga dapat menjadi pintu masuk bagi
pornografi dan kejahatan seksual.
Dalam hal ini, peran orang tua sangat
diperlukan dalam mengarahkan anak guna memanfaatkan internet secara bijak dan
bertanggungjawab. Para orang tua dapat membimbing anak memaksimalkan penggunaan
internet, semisal untuk mengakses berbagai sumber informasi yang berkaitan
dengan ilmu pengetahuan dan akademik (hlm. 69). Selain itu, pemanfaatan internet
juga dapat menjadikan proses belajar anak lebih menarik dan tidak monoton.
Dalam konteks sekarang, buku bertema parenting
ini sangat bermanfaat dan penting untuk dibaca, khususnya bagi para orang tua.
Buku ini secara gamblang mengulas dan memberikan pemahaman, dari sudut pandang
seorang psikolog, tentang efek yang dapat ditimbulkan media dan teknologi
terhadap anak. Tidak hanya itu, di dalam buku ini juga disertakan berbagai tips
lengkap yang bukan hanya tentang mendidik anak, tetapi juga mendidik kita
(orang tua) dalam menyikapi perilaku anak di era digital ini.
Sebagaimana disebutkan Elizabeth di dalam
buku, utamanya dalam mendidik anak adalah perlu adanya “effective parenting”,
yakni mentalitas dan karakter orang tua. Dalam upayanya mendidik anak, orang
tua terlebih dahulu perlu membangun mentalitas, karakter, serta pola pikir parenting
di dalam dirinya. Dengan demikian orang tua dapat menjadi sosok teladan atau role
model bagi anak-anaknya (hlm. 104).
Orang tua yang telah membangun sikap “effective
parenting” di dalam dirinya, senantiasa akan mencari tahu, termasuk tipe
orang tua seperti apakah dirinya. Mereka akan terus belajar dan meng-upgrade
diri agar dapat menemukan karakter ideal dalam mendidik anak, sebab mereka
sadar bahwa tugas orang tua bukan sekedar menjadi ayah atau ibu, tetapi juga
sebagai sahabat, penasehat, motivator, role model, dan supporter
bagi anak.
Tulisan ini dimuat di harian online Meltik pada 11/12/2017. Tulisan tersebut dapat diakses pada link berikut: https://meltik.com/mendidik-anak-di-era-digital/
Kunjungi juga web Pelatihan Sdm Perbankan di Jogja