Judul Buku: Surga
Yang Lucu:
Petualangan Seru Menjelajahi Kashmir,
Himalaya, dan India
Pengarang: Yoli
Hemdi
Penerbit: Gramedia, Jakarta
Cetakan: 1, 2015
Tebal: x + 175 Halaman
ISBN: 978-602-03-1196-8
Apa yang akan terbersit dalam benak ketika
kita diminta membayangkan sebuah perjalanan berkunjung ke India? Barangkali hal
pertama yang muncul adalah bayangan tentang liburan, petualangan, keindahan
panorama Taj Mahal, atau bahkan kisah romantis sebagaimana tersaji dalam
film-film bollywood. Nyatanya, kata “perjalanan” tidak melulu berafiliasi
dengan wisata, tamasya, maupun setumpuk ide tentang liburan menyenangkan
lainnya. Lebih dari itu, sebuah perjalanan merupakan rangkaian episode yang
sarat dengan pembelajaran, emosi, kebahagiaan, hingga hal yang paling
memuakkan.
Buku ini berisi catatan perjalanan seorang
backpacker bernama Yoli Hemdi mengenai petualangannya menjelajahi anak benua India.
Melalui buku ini, ia tidak hanya berbagi kisah perjalanan wisata memotret
keindahan bumi Mahabharata, melainkan juga memuat episode seru yang sarat
dengan pelajaran bermakna. Ia menegaskan bahwa dalam sebuah kisah perjalanan, terdapat
muatan nilai yang mengajarkan keteguhan dan kedewasaan dalam melihat aneka
corak kehidupan.
Di dalam buku ini, beragam kejadian seru,
lucu, bahkan haru dikisahkan secara jujur dan apa adanya. Kisah tentang keindahan
dan keunikan India, hingga kejadian yang penuh paradoks tentang kebiasaan
maupun kondisi sosial masyarakat India, semuanya tertuang dalam penceritaan
Yoli Hemdi. Baginya, ragam kisah tersebut justru bermuara pada sebuah kesimpulan
India sebagai “surga yang lucu” (hlm. vi).
Siapa yang akan mengira eksotisme India
yang menyimpan berjuta keindahan, di mana Taj Mahal, Red Fort, Benteng Amber
maupun tempat-tempat istimewa lainnya berada, menyimpan sisi lain yang tidak
akan pernah kita duga bahkan dalam imajinasi teraneh sekalipun. Cerita berjudul
Toilet Terluas Sedunia misalnya, yang menuturkan kebiasaan primitif
kebanyakan masyarakat India yang masih suka kecing sembarangan.
Dalam cerita tersebut Hemdi menuturkan sisi
paradoks kebanyakan masyarakat India yang masih memiliki anggapan “boleh buang
air kecil di manapun mereka suka.” Sudah barang tentu, cara pandang tersebut
pada akhirnya membentuk kultur gemar buang air kecil di sembarang tempat bahkan
ketika tersedia toilet umum sekalipun. Dalam cerita ini pula, kita akan semakin
dibuat tercengang dengan jawaban seorang inspektur polisi kepada Hemdi ketika
menanyakan toilet. “Seluruh India ini toilet, Saudaraku! Pilih saja posisi yang
nyaman untukmu” (hlm. 25).
Masih tentang sisi paradoks masyarakat
India, Yoli Hemdi dalam Akting Pengemis Bak Artis, juga bercerita
tentang banyaknya masyarakat India yang “berprofesi” sebagai pengemis. Ia mengisahkan
pengalamannya berjumpa dengan seorang gadis kecil yang nekat mengemis ketika
berkunjung ke India Gate, kawasan wisata yang seharusnya steril
pengemis. Karena rasa iba, Hemdi pun memberikan lembaran 10 rupee kepada gadis
malang tersebut yang kontan saja tertawa girang.
Akan tetapi, alih-alih ikut merasa senang
karena telah berbagi dengan sesama, Hemdi justru menemukan kenyataan lucu
sekaligus haru sebab ternyata gadis kecil tersebut bukanlah seorang pengemis,
melainkan sesama pengunjung India Gate. Yang lebih mengejutkan, rupanya kedua
orang tua gadis tersebut berada tak jauh dari tempat Hemdi berada. Hebatnya
kedua orang tua gadis itu justru terlihat senang karena “akting” putri kecilnya
telah berhasil menaklukkan seseorang (hlm. 47).
Secara keseluruhan, meski ditulis dengan
gaya penuturan yang cenderung sarkastik dan apa adanya, rangkaian episode
petualangan dalam buku ini dapat dikatakan “seru”. Buku ini tidak saja menyajikan
cara pandang seorang backpacker dalam berpetualang, tetapi juga memuat banyak
pembelajaran hidup sesemisal tentang kelapangan dalam menerima kenyataan (Stupid
Mistake), maupun pelajaran tentang tidak baiknya perbuatan mencuri dalam
bentuk apapun itu (Mencuri Foto).
Selain itu, buku ini juga memberikan
catatan bermanfaat berupa saran bagi siapa saja yang ingin berkunjung ke bumi
Mahabharata, semisal tips mencari hotel murah, menghindari intrik pengemis, termasuk
juga tips untuk menghindari calo.
Tulisan ini pernah dipublikasikan di media online Portal Satu pada 04 April 2016
0 Comments:
Post a Comment