Pengelolaan
Sampah Untuk Kehidupan!!!
Wacana pemanasan global (global warming) adalah
tema yang selalu saja hangat diperbincangkan, baik oleh pemerintah, peneliti
maupun badan organisasi di tingkat internasional maupun nasional/lokal. Betapa
tidak, terjadinya pemanasan global dapat berakibat negatif bagi keberlangsungan
makhluk hidup secara umum di permukaan bumi. Dampak negatif tersebut di antaranya berupa
terjadinya perubahan iklim yang tidak stabil, suhu yang meningkat, kenaikan
permukaan air laut, dan mencairnya es di kutub. Oleh sebab itu, berbagai upaya
terus dilakukan guna mencegah terjadinya pemanasan global yang berkelanjutan.
Terjadinya pemanasan global itu sendiri disebabkan oleh
semakin meningkatnya jumlah gas rumah kaca pada atmosfer bumi. Ironisnya,
manusia sendirilah yang menjadi aktor utama penyebab meningkatnya emisi gas
rumah kaca. Gas rumah kaca tersebut, semisal CH4 (gas metan) dan CO2 (karbondioksida), terutama dihasilkan dari
berbagai kegiatan manusia, utamanya kegiatan yang menggunakan pembakaran bahan
bakar fosil, seperti penggunaan kendaraan bermotor, pembakaran bahan bakar
minyak dan batubara di industri.
Keberadaan lapisan gas rumah kaca pada atmosfer
menyebabkan terperangkapnya panas matahari. Secara alamiah panas sinar matahari yang masuk
ke bumi, sebagian diserap oleh permukaan bumi dan sebagian lagi akan
dipantulkan kembali keluar angkasa melalui atmosfer. Dengan terperangkapnya
sebagian panas matahari oleh gas rumah kaca tersebut kemudian menyebabkan suhu
di permukaan bumi menjadi hangat. Dan meningkatnya emisi gas rumah kaca pada
atmosfer pada akhirnya juga meningkatkan pemanasan suhu di bumi. Peristiwa terperangkapnya panas matahari di
permukaan bumi inilah yang dikenal dengan istilah efek rumah kaca (ERK).
Hal ini justru semakin diperparah oleh kesadaran akan
pelestarian lingkungan yang tidak dimiliki oleh setiap personal. Salah satu
contoh, dalam kasus di Indonesia sendiri, tidaklah sulit untuk menemukan tumpukan
sampah (organik dan non organik) yang dibuang secara sembarangan, baik di jalanan
maupun di selokan. Prilaku yang demikian ini bisa jadi disebabkan oleh dua hal,
yaitu pertama, masyarakat kurang
begitu memahami dampak negatif dari prilaku tidak mengelola pembuangan sampah
dengan baik (membuang sampah sembarangan), kedua, memang karena tidak
adanya kesadaran pada sebagian besar masyarakat untuk menjaga kelestarian
lingkungannya.
Membangun Masyarakat Sadar
Lingkungan
Berangkat dari kenyataan di atas, rasanya diperlukan
adanya suatu “terapi” yang berkesinambungan sebagai upaya penyadaran terhadap
masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Terapi
berkesinambungan tersebut dimaksudkan sebagai proses penyadaran bertahap dan
berkelanjutan sebab untuk membangun suatu pola kebiasaan tidak dapat tercipta
begitu saja dalam waktu singkat. Dalam hal ini, peranan media dalam menyuarakan
gerakan peduli lingkungan haruslah difungsikan secara maksimal karena lebih
mudah diakses oleh masyarakat luas daripada bentuk sosialisai yang dilakukan
oleh lembaga atau organisasi tertentu.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
menerapkan konsep 3 R (Reduse, Reuse dan Recycle). Karena
dengan menerapkan konsep 3R tersebut setidaknya dapat mengontrol produksi sampah.
Reduce yaitu mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya
sampah, misalnya pada saat berbelanja kita membawa kantong atau keranjang dari
rumah, mengurangi kemasan yang tidak perlu, atau menggunakan kemasan yang dapat
di daur ulang. Reuse (guna ulang) yaitu kegiatan penggunaan kembali
sampah yang masih dapat digunakan baik untuk fungsi yang sama ataupun fungsi
yang lain, misalnya botol bekas minuman dirubah fungsi menjadi tempat minyak
goreng, ban bekas dimodifikasi menjadi kursi, dan pot bunga. Recycle
(mendaur ulang), yaitu mengolah sampah menjadi produk baru, misalnya sampah
kertas diolag menjadi kertas daur ulang/kertas seni/campuran pabrik kertas,
sampah plastik di daur ulang menjadi biji plastik untuk bahan timba dan
lainnya, sampah organik diolah menjadi pupuk kompos.
Dengan adanya kontrol dan pengelolaan sampah secara benar
–juga bentuk pelestarian lingkungan lainnya, maka masyarakat telah berperan serta
dalam mengontrol emisi gas rumah kaca yang menjadi penyebab terjadinya
pemanasan global. Perduli terhadap pemanasan global berarti perduli terhadap
lingkungan, perduli terhadap lingkungan berarti perduli terhadap kemanusiaan, dan
perduli terhadap kemanusiaan berarti perduli terhadap keberlangsungan hidup
seluruh makhluk di permukaan bumi.
0 Comments:
Post a Comment