Thursday 28 January 2016

Resensiku: Latih Anak Gemar Membaca Sejak Bayi



Judul Buku: Membuat Anak Gila Membaca
Pengarang: Muhammad Fauzil Adhim
Penerbit: Pro-U Media, Yogyakarta 
Cetakan: 2015 
Tebal: 284 Halaman. 
ISBN: 978-678-7820-22-7


Aktivitas membaca seringkali terasa menjadi momok bagi sebagian besar anak, terlebih pada zaman sekarang ini, di mana keberadaan gadget hingga game online sangat mudah untuk diakses. Padahal standar pendidikan dan kelulusan sekolah yang berlaku di negara ini menuntut anak untuk giat belajar –yang tentunya sarat dengan kegiatan membaca. Kenyataan ini tak ayal membuat para orang tua berpikir ekstra bagaimana cara agar anak-anaknya gemar membaca.

Mohammad Fauzil Adhim, seorang sarjana psikologi sekaligus penulis buku ini, menjelaskan bahwa terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menjadikan anak keranjingan membaca. Ia menegaskan sebenarnya para orang tua dapat menanamkan sikap kecintaan terhadap membaca pada anak semenjak dini.

Langkah awal yang perlu dilakukan adalah dengan memberikan pengalaman membaca pada anak. Pengalaman membaca dapat diberikan semisal dengan metode membacakan buku pada anak semenjak bayi. Pada masa ini, setiap rangsangan komunikasi dapat memberikan pengaruh yang sangat besar kelak bagi keterampilan komunikasi  anak, termasuk di dalamnya kemampuan berbahasa dan berpikir. Selain itu, membacakan buku pada anak semenjak bayi juga dapat mendorong anak untuk menyukai membaca (hlm. 47).

Bayi menunjukkan ketertarikannya pada sesuatu dengan caranya sendiri –dalam konteks ini menjadikan buku sebagai mainannya. Umumnya, bayi akan menggigit setiap benda yang menarik perhatiannya dan memperlakukannya sebagai mainan yang menyenangkan. Karena itu, para orang tua tidak perlu merasa jengkel apabila buku yang kita berikan tidak berumur panjang. 

Selanjutnya, langkah kedua yang dapat dilakukan adalah merangsang anak untuk suka membaca sejak usia dua tahun. Penelitian menyebutkan bahwa 80 % perkembangan otak terjadi pada usia dua tahun pertama. Ada tiga kemampuan yang mencolok dalam perkembangan balita usia dua tahun, yaitu kemampuan berpikir, berkonsentrasi, dan berbahasa. Karena itu, akan sangat baik apabila para orang tua menggunakan momen ini dalam mengarahkan anak agar gemar membaca.

Metode yang dapat diterapkan oleh para orang tua dalam merangsang minat membaca anak adalah dengan  menggunakan alat belajar WPB (wordless picture book), yakni buku bergambar dan sedikit menyertakan kata. Buku jenis ini merupakan sarana belajar yang baik sebab warna-warni yang mencolok pada gambar dapat merangsang minat membaca sekaligus menggugah rasa ingin tahu anak. Melalui buku semacam ini, anak akan mengembangkan sikap positif terhadap kegiatan membaca. Anak akan menganggap membaca sebagai kegiatan menarik dan menyenangkan (hlm. 79).

Namun demikian, hal yang tidak kalah penting dalam upaya kita menanamkan sikap kecintaan membaca pada anak adalah contoh nyata dari orang tua. Anak belajar dari orang tua, salah satunya dengan meniru perbuatan yang biasa kita lakukan sehari-hari. Dalam psikologi hal ini diistilahkan dengan imprinting (mencetak). Anak-anak mencetak perilaku berdasarkan cetakannya, yakni orang tua (hlm. 166). Dalam hal ini, para orang tua dapat mengajak anak untuk membaca buku bersama-sama. Aktivitas ini juga bermanfaat untuk menciptakan kesan intim yang memupuk kecintaan anak untuk membaca.

Dalam konteks dewasa ini, buku bertema parenting ini kiranya cukup menarik dan bermanfaat untuk dibaca sebagai referensi dalam mendidik anak agar senang membaca. Buku setebal 284 halaman ini tidak hanya menyajikan metode untuk merangsang minat membaca tapi juga menyertakan metode mudah mengajarkan membaca, semisal metode yang dikembangkan oleh Glenn Doman yang konon efektif untuk melahirkan orang-orang jenius. Pesan penting yang dapat pembaca ambil dari buku ini adalah penanaman nilai “suka” sebagai yang utama.

Tulisan ini dimuat di Koran Jakarta dengan versi yang sudah diedit
Kunjungi juga: Training di Yogyakarta

blogger templates | Make Money Online